Berikut adalah lanjutan cerita gue bersama teman-teman saat kami melakukan South Sulawesi Trip. Mudah-mudahan engga basi yaaa :)))
Langsung ajah, engga lama setelah ketemu Pak Bilqi kami bertujuh naik speed boat menuju pulau pertama tujuan kami kali ini, yaitu Pulau Kambing. Ternyata usut punya usut Pulau Kambing itu engga berpenghuni (versi Pak Bilqi). Makanya dinamai Pulau Kambing karena penghuninya hanya binatang hehe. Yang belum tau tentang Pulau Kambing, banyak yang bilang kalau Pulau Kambing adalah must visitnya Tanjung Bira. Kenapa? Karena karakter taman laut di sini mirip-mirip dengan taman laut Bunaken. Disini, spot buat snorklenya super duper kece! Lautnya keliatan gradasi warna biru tua, biru muda sampai tosca. Subhanallah....... Di perjalanan ke Pulau Kambing, kami disambut oleh kerumunan lumba-lumba yang berenang di samping speed boat kami. Tapi sayang kami ga sempat mengabadikan moment itu karena keasikan liat lumba-lumba dari deket. Huhu
Tepi Pulau Kambing
Saatnya mulai Snorkle :D
Terumbu Karang di Pulau Kambing
Tim snorkle kami dibagi dua. Tim pertama terdiri dari Risa, Unni, Cyn, dan gue. Tim kedua Haqqo, Buja dan Tika. Setiap tim punya waktu sekitar satu jam buat snorkle keliling Pulau Kambing ditemenin sama Pak Bilqi. Begitu melihat dasar lautnya, Speechleeeeeess! Juranng-jurang curam yang ada di dasar laut ditumbuhi berbagai terumbu karang cantik dan banyak ikan-ikan hias warna warni bisa kalian liat disini. Even words can't describe... *lebeh*
Turun dari Speedboat *abaikan muka gue*
Setelah puas snorkle berkeliling Pulau Kambing, Pak Bilqi mengajak kami ke destinasi kedua, yaitu Pulau Liukang Loe. Nah pulau ini baru dihuni oleh warga. Tapi katanya engga sampai dari 100 orang. Ada beberapa penginapan juga di Pulau Liukang Loe ini. Jam menunjukan pukul 10, karena matahari udah mulai ga santai, cuma Unni, Buja dan Cyn yang berenang disini, sementara sisanya yang kecapean dan takut item cuma nunggu di speed boat :p
Di perjalanan balik, kami melihat ada semacam bangunan apung di tengah lautan. Kata Pak Bilqi itu adalah tempat penangkaran penyu. Langsung aja kami minta diantar kesana. Untuk masuk, dipungut biaya 5.000 Rupiah per orang, bisa foto-foto sama penyu plus dapet welcome drink. Kalau kalian mau berenang langsung bareng Penyu, bisa juga loh! Tapi harus bayar lagi sebesar 10.000. Setelah puas foto-foto bareng penyu, kami bergegas kembali ke guesthouse karena harus berangkat kembali ke Makassar.
Setelah mandi dan pastinya sudah kembali cantik, kami berangkat kembali menuju Makassar. Di mobil, kami bertanya ke Pak Basri dimana tempat pembuatan kapan Phinisi. Kata Pak Basri tempat pembuatannya ga jauh dari sana. Ya sekalian sudahlah kami pergi kesana.
Total perjalanan kami kembali sampai Makassar sekitar 7 jam karena kami berhenti untuk makan siang. Sampai Makassar, jam menunjukan pukul setengah 8 malam dan perut kami sudah mulai bernyanyi merdu minta diisi makan. Pak Basri mengajak kami untuk makan Palubasa, yang lagi lagi murah pemirsah! Kami yang kelaperan sampai nambah dua kali dan budget awal yang sekali makan 50ribu masih ada kembaliannyah hihihi. Memang Makassar benar-benar surga makanan. Semua serba murah dan enaaakk!
Selesai makan, kami diantar Pak Basri ke rumah saudara dari Haqqo. Sesampainya di rumah saudara Haqqo, kami disambut oleh welcome drink dan welcome food. *elus elus perut*. Saatnya istirahat, karena besoknya kami mau keliling kota Makassar. Yuhuuuuuuuuu
Cheers,
Annisa A.