Senin, 25 Agustus 2014

German Cinema


Hari Jumat, 22 Agustus 2014 kemarin, teman-teman dan gue baru aja menghadiri Opening Night German Cinema 2014 di XXI Epicentrum Walk.



Pasti pada belum familiar sama German Cinema ya? Apasih German Cinema? German Cinema merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh pihak Goethe Institut yang memutar film-film berbahasa Jerman yang berasal dari negara Jerman (menurut lo, Nis?), Austria, Swiss dan juga Turki. Film-film yang disajikan tentu aja film yang bagus dan sudah memenangkan banyak penghargaan di berbagai festival film internasional. Acara Geriman Cinema ini bertujuan untuk memanjakan pecinta film Jerman, dan juga untuk mengenalkan budaya dan kultur Jerman bagi masyarakat luas. German Cinema kali ini berlangsung dari tanggal 22-31 Agustus 2014 dan diselenggarakan ga hanya di Jakarta, tapi juga di kota-kota besar lainnya, seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Banda Aceh, Palu, Balikpapan, Denpasar dan juga Makassar. Kece kaaan :)) Kenapa acara ini amat sangat menarik dan sayang untuk dilewatkan? OKE, KARENA ACARA INI GRATIS! SAMA SEKALI ENGGA DIPUNGUT BAYARAN PEMIRSAH!! *mulai ga santai*


Hari pertama pembukaan German Cinema yang diadakan di XXI Epicentrum mendapat animo yang luar biasa dari tamu undangan. Acara dimulai pukul 19.00 WIB yang dibuka oleh sesi wawancara bersama salah dua pemain dari film yang pada hari itu diputar, judulnya "Fenster zum Sommer" atau dalam bahasa Inggrisnya "Summer Window". Aktris yang datang pada malam pembukaan adalah Nina Hoss dan Fritzi Haberlandt. Banyak yang bilang, kalau Nina Hoss adalah Nicole Kidmannya Jerman. Doi terkenal banget disana. Wah gue ketemu artis mancanegaraaahhhh!!!*norak* Sedangkan Fritzi Haberlandt adalah istri dari produser film tersebut, yaitu Hendrik Handloegten. Nah Fritzi Haberlandt ini juga terkenal loh di Jerman, dese itu yang main "Erbsen auf halb 6". 


Mengenai film "Fenster zum Sommer" ini, gue mau cerita sedikit. Film ini mempunyai alur maju mundur. Pertama-tama gue sempat ketiduran diawal film karena gue engga paham maksud alur ceritanya..... Lanjuuuuut! Film ini bercerita tentang Julianne (Nina Hoss) seorang pekerja kantoran yang sedang melakukan perjalanan dari Berlin menuju rumah orangtuanya di Finlandia bersama sang kekasih, August (Mark Waschke). Tiba-tiba, scene beralih dimana Julianne tertidur di lengan Mark saat musim panas dan keesokan harinya saat Julianne bangun, waktu seolah bergerak mundur, ia terbangun di kota Berlin yang saat itu sedang di guyur salju, sendirian. Hayo bingung kan? Sama gue juga......

Ternyata Julianne kembali ke setengah tahun yang sudah ia lewati, pada suatu masa dimana ia masih bersama mantan kekasihnya, Phillip (Lars Eidinger) dan sahabat karibnya Emily (Fritzi Haberlandt) masih hidup, yang kemudian meninggal karena kecelakaan mobil di musim semi. Apakah musim panas yang Julianne lewati hanya sebatas mimpi? Mengapa Emily bisa hidup kembali disekitarnya? Dimana Mark berada? Terombang-ambing diantara harapan dan kekhawatiran, Julianne menjalani kembali hari-hari yang telah ia lewati. Apakah takdir dapat berubah? Apakah sahabatnya Emily tidak akan meninggal? Apakah ia tidak akan bisa bersama kembali dengan Mark? Agar bisa bertemu dengan kekasih hatinya, Julianne menjalani hari-harinya sama seperti yang telah ia telah lalui. Tetapi disatu sisi ia tidak bisa menahan diri juga untuk mencegah kematian sahabatnya Emily... 
Singkatnya, Nina mencoba untuk menyelamatkan sahabatnya dari kecelakaan mobil, dan berhasil. Ia pun tetap bertemu dengan kekasih hatinya Mark. Tetapi pada akhir cerita, Nina kembali bersatu bersama Mark, meskipun sahabatnya Emily tetap meninggal karena kecelakaan mobil. 


Film selesai. Pesan yang bisa gue tarik dari film Fenster zum Sommer ini adalah jodoh, kematian, takdir tidak bisa dirubah meski manusia sudah berusaha untuk merubahnya, sekuat apapun itu..... *kemudian hening*



Sooooo, buat siapapun yang tertarik untuk nonton German Cinema, jadwal pemutaran film bisa kalian liat disini. Info pemutaran filmnya lengkap banget, lho! Happy watchiiiiiiing!!!!





Cheers,
Annisa A.