Jumat, 28 April 2017

Trip To Istanbul, Turkey


Istanbul, 7 April 2017


Saya sampai di Attaturk Havalimani Airport sekitar pukul 01.00 dini hari. Pagi buta ini saya berencana untuk menunggu sampai pagi tiba untuk pergi menuju sultanahmet area, hotel saya berada. Walaupun sebenarnya badan dan mata sangat letih, karena saya menghabiskan hampir seharian untuk menunggu transit di Paris Charles de Gaulle Airport sebelum sampai di Istanbul Attaturk Havalimani Airport,  tapi rasanya begitu excited karena saya sudah menginjakkan kaki di tanah Ottoman. Cihuy!


Kali ini saya sebagai solo traveler agak sedikit was-was karena akan seorang diri selama 4 hari berada di Istanbul. Di tambah pula, takut kalau-kalau ada serangan teroris secara tiba-tiba karena baru saja saya mendapat kabar kalau di Stockholm terjadi serangan teror yang diduga dilakukan oleh IS. Tambah jiper lah ya *banyak-banyak bebacaan*. Sambil menunggu pagi tiba, saya membaca lagi itinerary yang sudah dibuat dengan seksama dan sambil mencari informasi tambahan mengenai nomer perdana yang rencananya akan dipakai selama berada di isini. Awalnya saya mengaktifkan paket roaming, tapi ternyata harganya amat sangat mahal, sekitar 12€/mb. Luar biasa! Mumpung dapat free wifi selama 1 jam di bandara, tak lupa saya mengabarkan teman-teman dan keluarga, kalau kalau sudah sampai dengan selamat. Salah satu teman saya, Bahram yang paling banyak membantu karena kebetulan dia pernah 5 tahun tinggal di Istanbul dan sangat tahu seluk beluk kota ini. Dia bilang, kalau tidak masalah jika wanita masih berjalan sendirian disana sampai sekitar pukul 11 malam, dan tetap berhati-hati dengan segerombolan cowok-cowok (cakep) :p. Dia juga yang menyarankan untuk membeli nomer just in case dalam keadaan darurat dan untuk sekedar mencari informasi ataupun update sosial media hoho. Akhirnya pilihan saya jatuh kepada Turkcell yang dijual di bandara dengan harga 125TL (30€ atau sekitar 422ribu rupiah) untuk paket sebesar 5Gb.



Jam menunjukan pukul 5 pagi, saya pergi mencari musholla untuk solat subuh dan mengganti baju. Selesai solat ganti baju, saya pergi menuju imigrasi. Tidak terlalu banyak orang dibandingkan saat saya baru landing dini hari tadi. Saya antri di barisan E-Visa. Mas-masnya cakep (eaaa), dia tersenyum tanpa bilang apa-apa dan passport saya dicap. Resmilah sudah saya masuk ke Turki!


Yang saya baca dibanyak blog-blog orang, jangan melakukan menukaran uang di bandara, karena harganya lebih mahal. Jadilah saya lebih memilih menggambil uang di atm dengan logo master card atau cirrus. Kebetulan saya ambil menggunakan kartu debit BCA, yang cuma dikenakan biaya administrasi sebesar 25rb rupiah. Cukup murah.


Hal pertama yang saya lakukan setelah resmi berada di Istanbul adalah pergi ke bagian informasi untuk bertanya dimana saya bisa membeli Istanbulkart dan juga Istanbul Museum Pass. Mas-masnya bilang, kalau Istanbulkart bisa dibeli langsung di mesin stasiun kereta dan Istanbul Museum Pass bisa dibeli di salah satu objek wisata. Btw, Istanbulkart adalah kartu yang dipakai sebagai alat pembayaran transportasi umum di Istanbul. Tarifnya termasuk murah, sekali perjalanan sebesar 2,30TL dan perjalanan berikutnya 1,65TL. Saya membeli dengan harga 20TL (6TL harga istanbulkart dan 14TL sebagai saldo awal).




Perjalanan dari Attaturk Havalimani Airport menuju Sultanahmet area memakan waktu sekitar 1 jam 10 menit. Dari Airport saya naik kereta M1A sampai Zeytinburnu station dan lanjut naik Metro T1 jurusan Kabatas dan turun di Sultanahmet station.Cuaca di Istanbul saat ini bisa dibilang lebih dingin dibanding di Jerman, sekitar 6 derajat. 


kereta masih sepi 




Sampai di Sultanahmet area sekitar pukul 7 pagi, dan saya bergegas mencari hostel untuk check in dan menaruh barang. Hostelnya ternyata sangat dekat dengan Hagia Sophia. Bahkan dari Balkon Hostel, Hagia Sophia bisa terlihat dengan jelas. Jaraknya hanya sekitar 2 menit berjalan kaki. Saya bermalam di Cheers Hostel, dengan harga 13€/malam untuk 4 female dorm. Hostelnya tidak begitu besar, tetapi sangat homey dan para staff nya sangat friendly (dan tentu saja ganteng-ganteng juga :p) Setelah check in dan rehat sejenak, pukul 08.15 pagi saya kembali pergi menuju Sultanahmet Area. Di Sultanahmet area ini terdapat Hagia Sophia, Blue Mosque (atau Sultanahmet Camii), Basilica Cistern, Topkapi Palace, Gulhane Park, Archaeological Museum, dan juga pemandian Hurem Hamam. Pertama saya ingin mengunjungi Hagia Sophia dan dilanjutkan dengan Blue Mosque.


Saat sampai di Sultanahmet area, saat itu masih sangat sepi, hanya ada bapak pembersih jalanan dan beberapa turis. Sekitar 20 menit, saya habiskan hanya untuk duduk di bangku taman. Saya pejamkan mata, karena begitu takjub dan sangat emosional hehehe. Akhirnya kesampaian juga untuk berada di Istanbul, kota yang amat sangat ingin saya kunjungi. Saat melihat Hagia Sophia dan Blue Mosque dari luar, hati saya berdetak sangat kencang, rasanya seperti mimpi berada di kota yang kaya dengan sejarah ini *melowww*.


Hagia Sophia, sekitar pukul 8 pagi


Puas duduk, saya jalan menuju Hagia Sophia. Ahya, mengenai Istanbul Museum Pass, bisa dipakai dalam waktu 5 hari dengan harga 85TL. Museum pass ini bisa digunakan berkunjung Hagia Sophia, Topkapi Palace, Harem, Archaeological Museum, Hagia Irene, Chora Church Museum, dan masih banyak lagi. Pilihan yang baik kalau ingin mengunjungi beberapa museum karena harganya akan jauh lebih murah.


Hagia Sophia sungguh cantik! nanti akan saya ceritakan dibagian ini. Puas berada di Hagia Sophia, saya pergi menuju Blue Mosque untuk solat zuhur. Kebetulan hari Jumat, jadi banyak banget orang yang datang untuk solat jumat. Setiap hari Jumat, Blue mosque ditutup untuk umum, hanya boleh dikunjungi oleh muslimin yang ingin melakukan ibadah solat.


Blue Mosque, foto diambil dari Sultanahmet garden

Sayang cuaca di hari Jumat tidak begitu bagus, mendung dan kadang hujan gerimis. Sehabis solat Jumat tadinya saya berencana untuk pergi ke Topkapi Palace Museum. Begitu sampai disana, antrian sudah mengular dan hujan. Sayapun mengurungkan niat dan berpikir besok saja dan pagi hari saya harus sudah antri disana. Engga jadi ke Topkapi Palace, saya pergi ke makam para sultan yang tidak jauh letaknya, ada di belakang Hagia Sophia. Disana terdapat makam dari Sultan Selim II, Sultan Murad III, Sultan Mehmed III, Sultan Mustafa I dan Sultan Ibrahim. Masuk ke sini engga bayar kok. Gratis!





Makam Sultan Mehmed III

Setelah dari Makan Sultan,karena masih gerimis, saya pergi menuju Basilica Cistern. Basilica Cistern merupakan bagunan yang ada dibawah tanah, dan dibangun pada abad ke 6 zaman kekaisaran Byzantine, masa pemerintahan Justinian I. Di postingan lain nanti, akan saya ceritakan lengkapnya ya :) 


Entrance Bacilica Cistren


Puas sekitar lebih dari satu jam berada di Basilica Cistern saya pergi menuju Hippodrome yang masih berada di kawasan Sultanahmet square. Sebenarnya puing-puing bekas dari Hippodrome sendiri itu sudah tidak ada lagi, hanya saja yang masih tersisa adalah Obelisk dan juga German Fountain. Hippodrome dulunya merupakan arena circus yang dipakai sebagai arena olahraga dan juga arena pertunjukan di masa Byzantium. Kata Hippodrome juga berasal dari bahasa Yunani, hippos yang berarti kuda dan dromos yang berarti jalan. Pada masanya pertunjukkan seperti balapan kuda sering diadakan di Hippodrome ini.  


Obelisk of Thutmose III


Dahulu, Hippodrome digunakan sebagai tempat pacuan kuda atau yang lebih dikenal dengan Chariot racing. Hippodrome dibagun di masa kekaisaran Byzantium. Hippodrome dibagun dimasa pemerintahan Kaisar Constantine dan mulai dibangun pada abad ke 3. Hippodome dulunya berukuran panjang 450m dan lebar 130m dan mampu menampung penonton setidaknya sebanyak 100ribu orang. Pada zaman Byzantium, Hippodrome merupakan pusat dari kehidupan kota, karena disana selalu diselenggarakan pacuan kuda.    


Pacuan kuda atau lebih dikenal dengan nama chariot racing
(sumber gambar: Google)


gambaran kemegahan Hippodrome pada masa Byzantium
(sumber gambar: Google)


Jam menunjukan pukul setengah 4 sore, saya beranjak dari Hippodrome menuju Grand Bazaar. Grand Bazaar merupakan salah satu pasar terbesar dan tertua yang ada di dunia. Dibangun sejak tahun 1455, Grand Bazaar mempunyai lebih dari 4000 toko dan yang setiap hari nya didatangi oleh 300ribu orang. Pada tahun 2014, diketahui lebih dari 92 juta orang menggunjungi tempat ini. Luar Biasa! Jaraknya lumayan dekat dari Sultanahmet Square, bisa ditempuh dengan berjalan kaki.Namun, saya naik Metro T1 menuju Grand Bazaar karena takut tidak bisa berlama-lama disana. Baru saat jalan pulang ke hostel saya memutuskan untuk berjalan kaki. FYI, Untuk masalah harga banyak yang bilang harga di Spicy Bazaar lebih murah dibandingkan dengan di Grand Bazaar. Saya sih kebetulan hanya berbelanja sedikit saja untuk oleh-oleh teman. Jadi engga masalah untuk berbelanja disini :)









Dari Grand Bazaar, perut saya amat sangat keroncongan. Saya lupa kalau belum makan siang. So, saya berenti dulu di salah satu restoran dan memesan sepiring aneka macam seafood dengan harga 20TL atau sekitar 5 euro dan juga teh khas Turki seharga 3TL. Saya bertekad selama di Turki untuk puas-puasin makan seafood karena kalau kembali lagi ke Jerman harganya sangat mahal huhu. Lanjut, saya jalan kaki ke daerah Universitas Istanbul sampai kembali ke daerah Sultanahmet Square. Rasa capek bener-bener udah engga bisa ditolerir. Akhirnya saya memutuskan kembali ke hostel untuk beristirahat. Lagipula jam sudah menunjukan pukul 6 sore dan saya rasa sudah cukup untuk saya berkeliling di hari pertama tanpa istirahat yang mumpuni. Dan benar saja, begitu sampai di hostel, saya tertidur pulas sampai pukul 5 subuh. Hahahaha memang umur sudah tidak bisa bohong ya.. So, I am ready for Istanbul day 2!! :D






Cheers,
Annisa A. 

Rabu, 12 April 2017

Persiapan pelesiran ke ....... Turki!!


Bad Homburg, 29 Maret 2017




Ola! Di liburan musim semi tahun 2017 ini, akhirnya saya kesampaian untuk mengunjungi negara yang kaya akan peradaban, sejarah, dan juga mas-mas ganteng nya hihi. Ayo tebak apa ayo? Yak! bener, Turki! Untung tak dapat di buang, malang alhamdulillah engga datang, saya saat iseng-iseng cari tiket penerbangan untuk liburan musim semi pun berbuat manis dengan mendapatkan tiket PP Frankfurt-Istanbul dengan harga 115 Euro ajah #RejekiAnakSholehah. Kebetulan saat itu, Air France sedang mengadakan promo ke beberapa destinasi penerbangan, emang jodohnya saya ya. Tanpa mikir dua kali saya langsung booking tiket dengan keberangkatan tanggal 6 April dan kembali tanggal 10 April. Pasti ada pertanyaan kenapa sebentar banget? Yah, sebenarnya karena kali ini saya jalan-jalan hanya seorang diri, jadi hanya Istanbul saja yang akan saya datangi. But promise Inshaallah saya akan kembali lagi ke Turki bersama calon imam saya eaaaahhhhh... (Ada amin?? AMIIINNN!!)


Sebagai warga negara Indonesia, untuk berwisata ke Turki kita bisa langsung masuk Turki dengan visa on arrival dan membayar 35$ saat di imigrasi bandara Turki. Atau kalau engga mau repot dan antri saat tiba di imigrasi, akan lebih mudah jika kalian menggunakan E-Visa. Cara buatnya gampang banget, cukup buka website pembuatan e-visa, mengisi data diri dan yang terakhir membayar 25$ dengan kartu kredit (jangan lupa diprint ya E-Visa nya). Viola, jadilah visa turki mu! Gampang banget kan?


Tiket pesawat sudah, visa pun sudah. Saatnya saya membuat itinerary selama 5 hari di Istanbul.
Seperti biasa, saya yang gila sejarah engga menyianyiakan buat menjelajahi semua peninggalan yang ada di Istanbul. Rencananya saya akan mengunjungi daerah Sultanahmet, Oldtown, Kadikoy, Otakoy dan juga Taksim. Ohya, tak lupa saya juga mau mencoba makanan khas selama disana. Pokoknya dipuas-puasin sampe puas! So, (mamas) Istanbul wait for meeeeee!!!




Cheers,
Annisa A.