Minggu, 18 November 2018

Ketinggalan Kereta ICE ke Munchen



Hamburg, 22 Februari 2018


Hola hola! udah lama banget saya engga ngeblog yah. Maklumlah segala urusan pindahan dari Frankfurt ke Hamburg dan perkuliahan yang sekarang menyita perhatian hehe. Jadi gini, tepatnya 2 minggu yang lalu, saya dan Nia secara impulsif pengen liburan bareng ke Munchen, tepatnya mengunjungi Schloss Neuschwanstein di daerah Bayern, Jerman. Berbekal tiket kereta ICE murah yang kami dapat seharga 40 Euro untuk PP maka berangkatlah kami ke sana. Cihuy!


H-1 saya dan Nia masih punya acara masing-masing. Nia harus bekerja dan saya ngumpul-ngumpul sampe malem bersama teman-teman. Padahal jadwal kereta kami besok paginya adalah pukul 04.55 pagi, tapi biasalah kami yang berpikir semua sudah biasa untuk bangun pagi dan juga sudah biasa traveling pasti engga akan miss kereta di subuh buta itu.


Malang engga bisa ditolak, paginya ternyata benar kami ketinggalan kereta menuju Munchen. OH MY GOD! Jadilah kami sama-sama bengong begitu bangun. Nia yang biasanya selalu saya bangunin setiap mau trip, sekarang dia yang telefon saya, "Tannnnn, bangun jam setengah 5 nih. Ya Allahhh kita ketinggalan kereta!" begitu katanya di telefon. Saya yang baru denger kata-kata itu langsung loncat dari tempat tidur, dan bolak balik kaya orang linglung. Begitu liat jam, jarum ja sudah menunjukan pukul 04.30, dan sudah engga akan sempat mengejar kereta menuju Hamburg Hauptbahnhof hiks. Hangus sudah tiket murah ICE kami....


Tadinya kami sempat kepikiran untuk membatalkan trip dadakan ke Munchen itu, tapi karena sayang tiket pulang ICE yang engga bisa diuangkan lagi (karena beli promo) dan belum tau kapan lagi akan punya waktu luang buat liburan, akhirnya kami memutuskan untuk tetap pergi ke Munchen naik Flixbus selama 13 jam seharga 25 Euro..... *KuatkanDanTeguhkanHatiKamiTuhan*


Moral of the story, jangan pernah punya agenda atau kegiatan sampai larut malam kalau besok paginya kudu harus berangkat pagi!!





Cheers,
Annisa A.



A Day To Remember: COLDPLAY A Head Full Of Dreams Tour Concert




Frankfurt, 30 Juni 2017


Salah satu mimpi terbesar saya, akhirnya tercapai!! Nonton konser Coldplay secara live!!! AAAAKKKKKK *langsung histeris* Siapa yang engga suka Coldplay? Engga suka Chris Martin?? Engga suka lagu-lagunya mereka??? Yang jelas bukan saya hehehe...


Jadi awal cerita, begitu tau Coldplay bakalan tour concert, saya udah pasang reminder dan langganan milis di website jualan tiket, jadi kalau tiket coldplay udah mau dijual saya tau dan bisa beli. Kebetulan, waktu itu bulan Februari 2017, saya dapat email kalau Coldplay akan mengadakan konser di beberapa kota di Jerman. Pilihan saya jatuh untuk nonton di Munchen bareng temen saya Indra, karena kami sekalian mau jalan-jalan.


Begitu tiket mulai dijual, saya dan Indra langsung beli tiket itu seharga 120 Euro/orang untuk kelas yang berdiri dan ada di depan panggung. Maret, April, Mei, bulan demi bulan berlalu, dan konser Coldplay semakin dekat. Pada suatu hari, Indra whatsapp saya dan ngabarin kalau pada hari Coldplay konser dia ada minggu ujian dan mustahil buat dia untuk pergi ke Munchen dan nonton konser. JEDEEERRRR!! Saya pun sedih, rencana yang udah diatur sedemikian rupa, serta khayalan-khayalan saya buat nonton konser Coldplay pun sirna. Saya juga males dan sedikit takut buat nonton konser sendirian dan akhirnya berujung dengan rasa pasrah untuk menjual tiket kami ke orang lain.


Tiket sudah terjual, dan mimpi buat liat babang Chris Martin secara langsungpun udah saya buang jauh-jauh, sampai temen saya Clara pun mengabari saya lewat whatsapp begini.


Clara: "Teh Nisa, mau nonton Coldplay engga di Frankfurt? Buruan bales!!"

Saya: Langsung fast respond, "Mau lahhhhh. Sama siapa?? Harga tiketnya berapa???"

Clara: "Sama orang Indo, Ibu Muda. Engga usah bayar, GRATIS. Teteh bisa ga?"

Eh tunggu, itu engga salah Clara nulis gratis. SERIUSAAAANNN?!

Saya: "Seriusan gratis? Ih kok bisa?? Gimana caranya??? Mauuuuuu!!!"

Clara: "Seriusan nih ya mau??? Aku kasih kontak kamu ke Ibu itu ok. Asik-asik ada yang nonton konser gratis hihi."


Ternyata, usut punya usut, Clara baca di forum Backpacker International di Facebook, kalau ada seorang ibu muda yang awalnya mau nonton konser Coldplay di Frankfurt bareng sama anak perempuannya. Tapi karena anak perempuannya ternyata udah masuk kuliah, batal lah si anak ikut dan terpaksa si ibu pergi sendiri nonton konser. Mungkin karena iseng, akhirnya si Ibu nulis di forum itu, dan ngajak nonton bareng buat siapa aja yang tinggal di Frankfurt, secara cuma-cuma temenin doi nonton dan gratis. Iya GRATIS. Engga bayar apa-apa. Gokil kan. Nah, untungnya temen saya, Clara orang pertama yang liat postingan ibu itu, dan dia ingat kisah naas nan tragis saya yang batal nonton konser dan amat sangat kebetulan juga kalau saya juga berdomisili di Frankfurt, jadi Clara merekomendasikan saya ke ibu itu. Emang yah, kalo namanya rejeki ya engga akan kemana, akhirnya saya lah yang beruntung nemenin Ibu itu (saya panggil beliau Mba Nisa), namanya sama pula, Annisa juga hehehe..


Saat nonton konser, kami ketemu juga dengan beberapa orang Indo, dan juga ada yang jauh-jauh cuma datang ke Frankfurt demi nonton konser Coldplay. Sungguh sangat berdedikasi! Konser Coldplay sudah di mulai dari pukul 7 malam dengan penyanyi pembuka Tove Lo. Deg-degan sudah mulai nih.. Detik-detik ngeliat secara langsung babang Chris Martin sebentar lagi kesampaian.


Sampai akhirnya pukul setengah 9 malam, babang Chris Martin cs naik panggung dan semua pun mulai histeris. Lagu A Head Full Of Dreams pun menjadi lagu pembuka, disusul lagu Yellow, Every Teardrop Is a Waterfall, The Scientist dll... Engga bisa dipungkiri, konser Coldplay adalah konser termegah, terkeren dan teremosional yang pernah saya tonton. Tata panggung, tata lampu dan sounds nya itu lohhhhhh semua-muanya kereeeeen bangeeeeeet!!! Bener-bener cocok sama judul konser kali ini, A Head Full of Dreams. SUPER MEGA GEIL!!!! Babang Chris martin pun bener-bener energic di panggung, loncat sana loncat sini....


Konser selama nyaris 2,5 jam engga berasa sama sekali dan kami sepanjang konser selalu nyanyi dan amat sangat enjoy. Total 23 lagu yang dibawain sama babang Chris Martin, dengan lagu penutup Up&Up. Saya paling emosional saat denger lagu The Scientist, Everglow dan Fix You dibawain. tersayat-sayat hati eneng bang......


Pokoknya big big thanks buat Mba Nisa dan Clara yang sudah berbaik hati membuat saya bahagia. Hal yang tadinya udah dipikir mustahil, ternyata kejadian! Huhuhu  ku terharu. THANKS A LOT :*






Cheers,
Annisa A.

Seharian di Venice, Italy



Venice, 17 Juli 2018


Kali kedua ke tempat yang sama, Venice. Banyak sebutan untuk kota Venice, seperti "City of Water", "City Of Masks", "City of Bridges", "The Floating City" atau juga "City of Canals". Kalian pasti sudah tau ya, mengapa banyak sekali sebutan untuk kota Venice ini. Kota ini sangat cantik dan unik, karena di kelilingi oleh air, dan setidaknya mempunyai 400 jembatan. Kali kedua ini, saya pergi ke Venice bersama sahabat saya, Murni yang jauh-jauh datang dari Indonesia dalam rangka seminar di kota Munchen. Sengaja dia memperpanjang masa singgahnya di Jerman, untuk bisa berjalan-jalan, mumpung masih di Eropa katanya hehehe..


Kami terbang dari Hamburg dengan menggunakan cheap flight, Ryan Air yang ternyata engga cheap karena lagi high-season, dengan harga 73 Euro sekali jalan. namun, dibandingkan dengan maskapai lain saat itu, Ryan Air termasuk yang paling terjangkau. Kami berangkai dari student apartment saya pukul 5 subuh, mengejar penerbangan pada pukul 8 pagi. Perjalanan Hamburg-Venice kurang lebih memakan waktu 2jam. Sampai di airport Treviso Venice, kami harus naik shuttle bus untuk menuju pusat kota Venice dengan harga ticket 9 Euro/orang dengan waktu kurang lebih 40 menit. Kurang lebih pukul 11 siang, kami sudah sampai di central train station Santa Lucia untuk menyewa loker sebelumnya, karena malam hari kami akan lanjut ke Roma naik kereta. Kenapa kami menyewa loker? Karena kami akan eksplor Venice tanpa mau gerek-gerek koper. Untuk menyewa loker di Santai Lucia, kami membayar 8 Euro/Koper.


Hello from Us!!


Selesai titip koper, kami pergi mencari makan siang. Pilihan kami jatuh kepada Pizza. Yuummmmm!! Tiada lagi yang paling nikmat, ketika menikmati makanan di negara asal makanan tersebut hohoho... Makan selesai, saatnya untuk eksplor Venice! Btw, karena hari itu sangat panas, saya pun beli topi bertuliskan Venezia seharga 10 Euro.


Di depan Central Station Santa Lucia


Untuk mengeksplor Venice, kami cukup dengan berjalan kaki, karena tidak ada moda transportasi selain gondola dan juga ferry. Jalan-jalan gang yang cukup sempit dan juga banyaknya jembatan tidak memungkinkan untuk mobil melaju di sana.


Sudut-sudut kota Venice...




Murni the Explorer, temannya Dora ;p





Tujuan utama kami adalah menuju kawasan Piazza San Marco dan juga jembatan utama Rialto. Di Piazza San Marco, terdapat Bassilica San Marco, Clock Tower dan juga Doge's Palace. Basilica San Marco mempunyai julukan sebagai 'Church of Gold', karena bangunannya yang sangat megah dan melambangkan kemewahan dan kesuksesan Venezia. Interior di dalam Basilica ini terinspirasi dari gaya Byzantine, seperti bangunan Hagia Sophia yang ada di Istanbul, Turki.


Basilica San Marco tampak dari luar 


Setelah itu, kami masuk ke Doge's Palace yang sekarang di dalamnya merupakan museum dengan ticket masuk 20 Euro/Orang. Doge's Palace ini merupakan istana yang dibangun untuk para petinggi atau penguasa Venice kala itu. bangunan ini dibuat dengan gaya gothic. Namun, masih juga ada bekas-bekas bangunan yang bergaya Byzantine.


Doge's Palace






Inside Doge's Palace


Selesai mengeksplor Venice, jam sudah menunjukan pukul 8 malam, dan kami pun kembali menuju Santa Lucia Station untuk dinner dan menunggu kereta malam menuju Roma. Kali ini kami kembali ke Santa Lucia station menggunakan ferry dari depan area Piazza San Marco. Kembali kami merogoh kocek 3 Euro/orang untuk naik kapal Ferry sekali jalan. Sesampainya di Santa Lucia Station, pilihan kami jatuh kepada Pasta. Perut pun kenyang, kami mengambil koper yang dititip dan menanti kereta menuju Roma yang berangkat pukul 23:30.


 Full of Masks







Cheers,
Annisa A.


Pergi Hiking ke Preikestolen, Norwegia



Stavanger, 19 Agustus 2018



Akhirnya saya sampai Norwegia!! Yes, salah satu negara di Skandinavia ini lumayan telat untuk saya kunjungi. Pertama karena rasa malas saya untuk pergi ke Scandinavian coutries yang amat sangat mahal, cuaca yang hampir selalu buruk dan (menurut saya loh ya) historical story nya kurang menarik gitu ehehehehe... Tapi yah, toh saya ke sini juga dan akhirnya menyesal kenapa baru memutuskan pergi ke scandinavia coutries, karena masalah pemandangan alamnya engga ada yang ngalahin!!! Penerbangan dari Hamburg menuju Stavanger kurang lebih memakan waktu 4 jam, karena saya harus transit dulu selama 1 jam di Amsterdam untuk ganti pesawat. Saya naik KLM yang harganya paling reasonable (sekitar 200 Euro PP) dibanding dengan maskapai punya scandinavian coutries yang harganya bikin sesek napas...


Pertama sampai di Sola airport dan cuaca saat itu hujan. Btw, Stavanger ini merupakan kota kedua terbesar di Norwegia setelah ibukota Oslo. Mau tau engga jumlah penduduk Stavanger ada berapa? Jangan ketawa ya tapi. Jumlahnya kurang lebih cuma 130.000 penduduk. *Pffttttttt* Coba bandingkan sama penduduk Jakarta atau Hamburg gitu? kekekekkk... Kota ini dikenal sebagai kota wisata di Norwegia, karena banyak tempat camping dan juga hiking dan juga kota ekonomi karena terdapat tambang minyak di kota ini. Terlepas dari sepinya ini kota, Stavanger termasuk kota yang cantik, dengan bukit dimana-mana, danau dan juga padang rumput yang luas. Yah pokoknya tipikal pemandangan negara skadinavia lah. CAKEP BEUUDDDDHHH!!




Preikestolen, atau yang orang kenal dengan Pulpit Rock merupakan salah satu atraksi turis yang berada di kawasan Rogaland. Dari Stavanger, kami harus naik kapal Ferry dengan harga 40 Euro/orang. Saat itu cuaca cukup bagus, berawan dan tidak hujan. Perfect timing untuk melakukan hiking. Perjalanan kurang lebih memakan waktu sekitar 1,5 jam sampai garis start trek hiking. Preikestolen merupakan tebing yang mempunyai tinggi sekitar 600 meter. Untuk mencapai puncak, kami harus hiking selama kurang lebih 2-2,5 jam dengan rute yang sudah ada dan rutenya sangat bersahabat untuk anak-anak walau sedikit curam dan licin. Saat kami naik, banyak juga keluarga bersama anak-anak yang pergi hiking.


Pemandangan saat hiking. Cantik yaaa....








Setiap tahun, sekitar 200ribu turis datang untuk mencapai puncak Preikestolen. Begitu sampai di atas, pemandangannya cantik sekaliiii!! Rasa capek 2 jam kami terbayar dengan pemandangan yang sulit digambarkan dengan kata-kata.



Puncak Preikestolen


Stunning!!!


Pemandangan yang buat mata segeeerrrrr



Btw, untuk hiking ke Preikestolen, mereka sama sekali tidak memungut biaya. Jadi kami hanya cukup membayar tiket menuju ke Preikestolen saja. Jangan lupa saat hiking, kami sangat anjurkan untuk membawa perbekalan yang cukup, terutama air karena perjalanan sangat melelahkan dan tidak ada toko yang menjual minuman. Dan juga sesampainya di atas tebing, kita bisa piknik loh, membuka perbekalan yang sudah dibawa hohoho. Banyak turis yang melakukan hal tersebut begitu kami sampai di puncak Preikestolen.


Usaha babang mencari air minum, namun nihil karena airnya sedikit keruh :/



trek menuju puncak Preikestolen


Next kembali ke Norwegia, saya akan hiking ke tempat lainnya, karena begitu banyak tempat hiking yang ada di Norwegia dengan pemandangan alam yang amat sangat bagus dan tiada tandingannya. Atau mungkin saja pergi ke Tromso, melihat indahnya Northern Lights hihihi....







Cheers,
Annisa A.



Winterferien Ende des Jahres 2016



Frankfurt, Desember 2016.


Endlich kommt den Winterferien! Nah, untuk Winterferien kali ini rute jalan-jalan saya bener-bener gila! Hahahaha.. Rute perjalan saya terbagi kedalam tiga bagian yakti Part 1 adalah Frankfurt-Hamburg-Berlin-Krakaw-Bratislava-Vienna-Frankfurt. Part 2 adalah Frankfurt-Wiesbaden-Kassel-Marburg-Frankfurt, serta part 3 adalah Frankfurt-Heidelberg-Amsterdam-Frankfurt. FYI, semua acara jalan-jalan ini saya lakoni dengan menggunakan transportasi bus sodara-sodara *prok prok prok*. Luar biasa bukan???? Semua saya lakukan dalam kurun waktu kurang lebih 2 minggu, dimulai dari tanggal 21 Desember 2016 s/d 6 Januari 2017.


Pasti ada pertanyaan, "Gila banyak banget!! Kuat itu badannya???" "Behhh abis berapa itu buat trip???" dll.. Oke-oke akan saya jawab semua pertanyaan tersebut satu-satu ya.....
Jadi gini, kalo ditanya badan akan kuat atau engga? saya akan jawab, dikuat-kuatin hehehe. Ya balik lagi itu semua adalah konsekuensi saya yang sudah membuat jadwal trip sepadet itu. Rahasianya adalah tidur yang cukup, makan yang banyak, tolak angin engga boleh lupa setiap hari daaaannn tukang pijit yang siap siaga dimana pun dan kapan pun (baca: temen sendiri) fufufufu... Untuk masalah budget, saya tipikal orang yang well prepare, dari awal pokoknya sudah menyiapkan segala macam buat trip, seperti booking ticket akomodasi ataupun booking hotel serta objek wisata. Jadi bisanya harganya pun akan jauh lebih murah dibanding kalau booking didekat dekat hari keberangkatan. Contohnya aja, temen saya yang nyusul ikutan trip, doi harus mengeluarkan hampir dua kali budget yang saya keluarkan. Jadi perlu diinget, persiapan itu penting sodara-sodara! Satu lagi, jangan lupa buat spend uang kalian buat liburan! Penting tuh! Kalo saya 5 Euro/hari kudu masuk celengan sampe hari keberangkatan. Lumayan banget hasil nabung selama 3 bulan hohoho...


Pada Trip Part 1 saya memulai dari Hamburg. Saya menginap dua malam di tempat sahabat, Nia yang sekarang pindah kuliah di Hamburg dan ikutan juga dalam trip part 1. Kami lanjut berangkat ke Berlin tapi engga pake nginep, cuma transit aja di Berlin untuk menuju Krakaw. Kebetulan saat di Berlin, baru aja terjadi peristiwa penyerangan teroris yang dicurigai pelakunya adalah IS yang menyerang Weihnachtsmarkt (Pasar Natal) yang menewaskan seengganya 12 orang dan 49 orang luka-luka. *mari kita berdoa buat para korban dan keluarga yang ditinggalkan*. Personel jalan-jalan part 1 ini lumayan banyak, ada Nia, Wiwit, Sari, Aini dan saya sendiri. Di Krakaw kami cukup selama 2 hari full, seharian di Bratislava dan 2 hari full di Vienna lalu kembali ke Frankfurt bersama gerombolan yang rencananya mau tahun baruan di tempat saya. Total 7 hari buat kami untuk melakukan trip part 1 ini.


Trip Part 2 singkat saya cuma lakukan seharian penuh, karena semua kota ini berada di dalam negara bagian Hessen. Frankfurt-Wiesbaden-Kassel-Marburg. Kali ini gerombolannya hanya Nazli, Adit dan saya. Trip ini pun dilakukan karena kebetulan kami dapet undangan ke Wiesbaden, dan setelah dipikir-pikir kenapa engga sekalian aja muterin negara bagian Hessen hehe. Sempet under estimate Hessen, ternyata Kassel dan Marburg cakep banget!


Untuk Trip Part 3, saya sempet istirahat sejenak dipotong tahun baruan di tempat saya. Saya dan teman-teman merayakan tahun baru bareng-bareng dan kamipun masak-masak makanan Indonesia hihihi.. Lumayan ngilangin kangen sama ayam bumbu bali, pempek, bakso, pangsit dan juga mie ayam. Nah trip part 3 ini personelnya adalah Sari, Kak Mala dan saya. Sari cuma ikut jalan ke Heidelberg dan balik pulang ke Frankfurt, sementara saya dan Kak Mala ngelanjutin ke Amsterdam.


So, begitulah kira-kira ringkatan liburan selama Winterferien kali ini. Buat detailnya, nanti akan saya (sudah dan belum) tulis per kota ya di blog ini biar sedep bacanya :)))))






Cheers,
Annisa A.




I Left My Heart In Prague



Prague, 26 Maret 2016


Judul postingan kali ini bener-bener menggambarkan perasaan hati saya dengan kota Prague, Prag atau Praha, whatever you named it hehe.. Prague punya kecantikan, pesona dan daya tariknya tersendiri. Sengaja saat Osternferien (libur paskah) tahun 2016 saya bener-bener niat untuk jalan-jalan ke kawasan Eropa Timur seperti Prague, Budapest dan Vienna. Tadinya sih mau lanjut ke kota-kota lainnya, tapi apa daya waktu dan juga dana yang terbatas mengharuskan saya untuk kembali ke Jerman.


lost in translation


Oke cerita sedikit mengenai kota ini, Prague merupakan Ibukota dari negara Republik Ceko yang terletak di tepi sungai Vitara dan didirikan pada era gothic. Dahulu kota ini juga merupakan ibukota Kekaisaran Romawi Suci. Selama lebih dari 11 abad, kota Prague telah menjadi pusat budaya, politik dan juga ekonomi dari negara Republik Ceko. Prague juga ditasbihkan sebagai salah satu kota yang paling cantik di Eropa. Sejak tahun 1992, kota ini masuk kedalam daftar UNESCO World Heritage Sites. Yang menarik juga dari Prague adalah satu-satunya kota besar yang tidak hancur akibat Perang Dunia II. Kabarnya saat itu Pak Kumis a.k.a Hitler ingin menjadikan Prague sebagai pusat budaya di Eropa. Prague tetap menjadi kota yang cantik dengan jalanan berbatu, halaman bertembok, dan gereja yang tak terhitung jumlahnya.


Bersama teman-teman, saya menghabiskan waktu di Prague selama 3 hari. Kami menginap di hostel A Plus Hostel Prague, yang letaknya persis di depan International Bus Station Florenc. Infonya bisa kalian lihat disini. Hari pertama tiba di Prague, saya menanti teman yang datang dari Munchen, Shara dan masih ada beberapa teman yang menyusul esok harinya. Setelah ketemuan di Bus Station, kami bergegas pergi ke Hostel untuk check in dan istirahat sejenak.


Puas istirahat dan selonjoran kaki kamipun siap mengeksplore Prague. Ohya, kata salah satu teman yang udah pernah ke Prague sebelumnya, KFC disini harganya amat sangat murah kalau dibandingkan dengan harga KFC di Jerman yang menjadi barang mahal. Bener aja dong, saat saya lewatin KFC, iseng aja gitu melihat daftar menu dan harga di kaca, dan ternyata gossip itu benar loh! Harga KFC disini murah banget. Sebagai perbandingan, paket berdua dengan 2 kentang, 4 potong ayam, 4 strips, 4 wings dan 2 salad yang dijual di KFC di Jerman harganya bisa mencapai 17 Euro. Harga di Prague dengan menu yang sama? Cukup 209Kc (Krona Czech) yang kalau diganti kurs Euro cuma sekitar 8 Euro. Amazing bukan?! HAIL KFC PRAGUE!!! Oleh sebab itu, selama 3 hari di Prague, tiap hari pasti ada menu KFC yang kita makan dan mengakibatkan tenggorakan saya sakit pemirsah. Huhu.


Powder Tower


Makan siang udah. So, saatnya explore bagian Old town Prague. Di daerah Old town Prague terdapat Prague Astronomical Clock, Church Our Lady Before Tyn, dan juga Old Town Square. Sebelumnya kami sempat mampir dulu ke Powder Tower. Bangunan tersebut adalah gerbang pemisah antara bagian Old Town dan New Town dari kota Prague dan sudah dibangun pada tahun 1475. Aslinya gerbang ini berjumlah 13. Sayang aja karena udah tua, jadi yang selamat hanya tinggal satu. 


 Suasana di Oldtown Praha





Prague Astronomical Clock


Lanjut, kami mengunjungi daerah Old town Square. Old town Square Prague sangat cantik, bangunannya masih sangat dirawat dengan baik, dan jalanan berbatu dengan sentuhan warna-warna pastel pada dinding dan genteng merah membuat kesan kuno semakin dapat! Cakep banget pokoknyah!! Puas liat-liat dan foto-foto, kami bergegas menuju Astrological Clock yang berada di tengah-tengah square. Ternyata jam astrologi ini sudah dipasang sejak tahun 1410, dan menjadikannya sebagai jam astronomi tertua di dunia yang masih aktif sampai sekarang. 


Saat itu jam menunjukan pukul 4 sore, kami masih sempat untuk naik ke menara Astronomical Clock untuk melihat kota Prague dari atas. Harga tiket masuknya sekitar 180Ck, sudah termasuk dengan full tour di Oldtown Square.


Church Our Lady Before Tyn


Dilihat dari atas, menurut saya kota Prague sangat mirip dengan kota Paris. Hanya saja, kalau Paris beratapkan biru, kota Prague beratapkan merah. Oleh karena itu juga Prague sering disebut sebagai "Paris from The East" atau "City of Hundred Towers" karena saking banyaknya tower atau menara yang berada di kota ini.


Kota Prague dari atas Astronomical Clock




Setelah itu, kami pergi menuju Charles Bridge. Charles Bridge merupakan salah satu must visit place nya Prague. Jembatan ini ramenya bukan main sama manusia. Jembatan ini dibangun di atas Vlatava River atas perintah Raja Charles IV. Nama jembatan ini dpakai untuk mengenang raja Charles.


Esok paginya, giliran saya dan Shara menjemput Ratih, atau yang akhirnya sering saya panggil Mba Nop. Dia adalah sahabatnya sahabat saya yang lagi mengunjungi kakaknya yang tinggal di Jerman, dan ingin ikut jalan-jalan bersama kami. So, sambil nunggu Mba Nop, kami duduk anteng sambil makan Parky's hihi.


enyak!


Kamipun bertemu Mba Nop dan kembali ke hostel untuk menaruh barang. Saatnya eksplor Prague Castle. Prague castle berada di seberang Charles Bridge. Dari sana, kami cukup berjalan kaki mengikuti petunjuk arah menuju castle. Jalan kaki ternyata lumayan loh, karena letak castle nya berada di atas bukit, jadi harus naik tangga lumayan bikin kaki pegel. Saat itu menunjukan pukul 11 pagi, kami sampai di pelataran castle. Ternyata Prague castle berada di dalam kompleks Hradni Straz (castle guard). Menurut sejarah, kastil ini dibangun pada tahun 880 dari dinasti Premyslid dan menurut Guiness Book of World Records, Prague castle merupakan komplek istana yang terbesar di dunia dengan luas mencapai 70.000 meter persegi. WOOWWWWW AMAZIIINGGGGG


















Cheers,
Annisa Asanti



Visit Heidelberg (Again) In Winter



Heidelberg, 3 Januari 2017





Untuk ketiga kalinya saya menyambangi kota romantis yang ada di negara bagian Baden Wuttenberg, yakni Heidelberg. Entah kenapa saya engga pernah bosen setiap ada yang ngajakin ke kota ini, atau setiap temen ada yang dateng ke Frankfurt, pasti dengan senang hati saya setanin dan anterin buat main ke Heidelberg. Menurut saya kota ini punya pesona sendiri. Hawanya adem aja gitu kalo ke sini. Mungkin karena Heidelberg dibilang kota romantis oleh banyak orang hehe. Padahal mah objek wisatanya engga banyak, cuma ada Altstadt (kota tua), Alte Bruecke (jembatan tua) dan juga Schloss (kastil) nya. So, untuk ketiga kalinya saya ke Heidelberg untuk menemani Kak Mala, kakak kelas yang dateng buat seminar dan juga Sari, adik kelas waktu jaman kuliah S1.




Yang membuat saya tetap excited buat dateng ke Heidelberg karena kami dateng di saat Winter alias musim dingin, yang dimana angin nya engga santai dan salju numpuk dimana-mana.. Tapi cocok buat foto-foto cantik dan kece. Cihuy! Kedatangan saya ketiga kalinya ke Heidelberg juga ketiga kalinya saya ngerasain Heidelberg di musim yang berbeda. Herbst-Winter-Fruhling udah pernah saya rasain. Tapi ya gitu deh, perginya masih sendiri atau engga sama temen. Semoga pas Sommer nanti bareng sama masnya yaah. AMIIIIIIINNNN!


Seperti biasa kami berangkat dari Frankfurt Hauptbahnhof pukul 10.00 dan sampai di Heidelberg Hauptbahnhof sekitar pukul 11.00. Karena engga sempet sarapan, maka kami langsung melipir cantik buat sarapan sekaligus makan siang di Mcd Hbf. Setelah amunisi penuh, kami langsung berangkat menuju objek wisata pertama yaitu Schloss Heidelberg. Kami turun di kota tua Heidelberg untuk naik Bergbahnen yang udah pernah saya ulas di sini. Suhu di Heidelberg menunjuk diangka -6 derajat yang cukup buat kami nafas engap-engapan karena disertai dengan angin yang lumayan kencang.


sarapan kurang sehat di McD 


Bener aja, begitu sampe di Schloss Heidelberg, subhanallah engga bohong pemandangannya bagus banget! Semua serba putih kaya di film Narnia. Cantik! Karena masih siang, jadi belum terlalu banyak pengunjung yang dateng, akhirnya kami foto-foto sampe puas di halaman Schloss dan sempet juga buat Snowman hihi.







Do you wanna build a snowman? - Princess Elsa


Kamipun masuk ke Schloss Heidelberg. Walaupun udah pernah dua kali sebelumnya masuk ke Schloss Heidelberg, tapi perasaan saya tetep aja penasaran gitu karena ternyata saat winter ke Heidelberg itu cakep banget ya engga bohong deh! Schloss yang sudah cantik bertambah cantik karena semua berwarna putih. Subhanallah banget deh.







Cheers,
Annisa Asanti

Mencari Romeo di Verona


Verona, 1 Januari 2016


Saya, Haqqo dan Nia berkesempatan untuk mampir di kota Verona. Kota yang engga kalah cantik dari kota-kota Italia lainnya. Kota ini ternyata menyimpan banyak keindahan. Kota yang mempunyai luas sekitar 3.109 km dan berada di provinsi Verona letaknya berada di antara Milan dan juga Venice, jadi seperti kurang pamor dengan dua kota besar tersebut. Tapi, kalo ditelaah lebih lanjut, kota ini cantik dan menarik banget! Pada tahu kan roman tersohor karya dari William Shakespeare yang berjudul Romeo dan Juliet? Nah rumah Juliet ini ada di kota Verona! Dan ternyata, kota ini punya julukan 'little Roma' loh!! So, pastinya kami engga ngelewati kesempatan buat mampir kesini.


Foto dari Arena di Verona by Arinal Haqqo






Tanggal 30 desember 2015 kami sampai di stasiun Porta Nuova pukul setengah sebelas malam. Suhu saat itu sekitar 0 derajat dan kami masih harus mencari rumah Air Bnb yang sudah kami pesan. Kata mbak-mbaknya sih rumahnya engga jauh dari stasiun, kurang lebih 5 menit. Tapi apa daya, kami molor 30 menit karena pakai acara nyasar hiks. Di Verona kami menginap selama 3 hari dua malam, sekalian menghabiskan malam tahun baru di sana hihihi.


Besok paginya, kami sarapan roti dan sereal yang sudah disiapkan oleh Georgina, host Air Bnb kami. Setelah sarapan, sekitar pukul 10 pagi kami berangkat ke pusat kota Verona. Selama disana kami engga pernah naik kendaraan umum, cukup mengandalkan kaki aja. Pertama-tama kami pergi ke rumah Juliet yang tersohor itu. Pasti tau dong ya cerita percintaan tragis dramatis Romeo dan Juliet??? Engga bisa dipungkiri, Casa di Guilleta atau Julliet's House menjadi salah satu magnet bagi para wisatawan yang datang ke Verona. Bagunan tersebut sendiri dibangun pada abad ke 13 terletak di Via Capello, pusat kota Verona dan ditinggali oleh keluarga Capello selama berabad-abad. Nah keluarga Capello ini namanya sedikit mirip dengan keluarga Capulet (keluarga Juliet), sehingga orang-orang mempercayain bahwa rumah ini dahulunya adalah rumah Juliet. Rumah ini dideklarasikan sebagai rumah Juliet untuk menarik wisatawan, dengan daya tarik utamanya adalah Balkon Juliet, Patung Juliet dan tradisi unik mengenai pasangan Romeo dan Juliet. Nah, banyak orang yang percaya, kalau kita memegang dada dari patung Juliet, kita pasti someday akan balik ke Verona...


 Balkon Juliet yang tersohor ituhh....


Sebenernya sampai sekarang masih terdapat kesimpang siuran mengapa bangunan ini dinamakan Julliet's House. Apakah benar dulunya Juliet pernah tinggal disana? Apakah benar kisah percintaan Romeo dan Juliet? Atau cerita semua itu sebenarnya engga pernah terjadi.. Mari kita tanya Galileo. LAH??!! Nah ada beberapa tradisi unik saat berada di rumah Juliet ini, Contohnya banyak orang-orang (khususnya para wanita) yang menulis surat kepada Juliet agar di pertemukan dengan kekasih hatinya kelak. Setelah itu, tulisan kita akan di tempet di sepanjang tembok rumah Juliet. Penampakan tembok rumah Juliet penuh dengan coretan-coretan maupun surat yang ditulis. Pun gue, Haqqo dan Nia engga ketinggalan buat curhat colongan ke Juliet hahahaha..


Dinding rumah Juliet yang penuh dengan tulisan (dan plester)


Dear Juliet........ (curcol masalah percintaan, hahaha)


Puas berada di rumah Juliet, kami lanjut jalan kaki mengitari pusat kota Verona. Tipikal kota tua, Verona cantik dan terkesan kuno. Banyak orang yang menjuluki kota ini sebagai 'the little Rome' karena setiap sudut di kota ini sangat cantik dan Italia banget hehe..


Monumen Dante di Piazza dei Signori






Arena di Verona, Mini-Amphitheaternya Colloseum





Verona Arena atau dalam bahasa Italia 'Arena di Verona' merupakan amphiteater pada masa kejayaan pemerintaha romawi. Konon, bangunan ini dibuat pada tahun 1 masehi. Berarti umur bangunan ini sudah lebih dari 2 ribu tahun ya. Ckckck.. Bisa dibilang, bangunan ini masih terawat jika dibandingkan dengan Colloseum yang ada di Roma. Nah, Verona Arena ini merupakan amphitheater ke tiga terbesar di Itali, Amphi pertama adalah Colloseum yang ada di Roma. Sampai sekarang, bangunan ini masih aktif dipakai untuk berbagai acara, salah satunya adalah konser. Dahulu, Verona Arena bisa menampung setidaknya 30.000 orang, namun saat ini karena untuk alasan keamanan hanya boleh memuat sekitar 15.000 orang. Bangunan ini pula sempat menjadi saksi bisu konser internasional sekelas Adele, Muse, Alicia Keys, sampai One Direction lohh!! Gokiiiilllllll!!! Untuk masuk ke Verona Arena, kami membayar tiket seharga 10 Euro.


Malam harinya, kami semua sudah standby di depan pelataran Verona Arena untuk melihat kembang api saat pergantian tahun. Beh, disana seperti lautan manusia. Banyak sekali orang! Tapi semua itu sangat worth it karena kembang apinya sangat bagus. Dan ini merupakan pengalaman saya pribadi pertama kali untuk menghabiskan tahun baru jauh dari rumah dan keluarga. Jadi masih sedikit norak dan emosional hehehe...


Happy New Year 2016 dari kami bertiga :D





Romantisnya kota Verona di malam hari


Sekian sudah trip Itali Utara saya da teman-teman kali ini. Trip ditutup di kota Verona yang sangat cantik, romantis dan beyond expected ini.






Cheers,
Annisa Asanti